Talkshow FKPPMS, Diskursus Wajah Baru Pulau Sumbawa Pasca Mandalika Mendunia

Sebarkan:

Mataram, KA.

Pasca gelaran IATC-WSBK Mandalika mendunia, Forum Komunikasi Pemuda Pelajar Mahasiswa Sumbawa (FKPPMS) Mataram menggelar Talkshow dengan tema “Diskursus Wajah Baru Pulau Sumbawa Pasca Mandalika Mendunia – WSBK & MotoGP Pulau Sumbawa Dapat Apa”, yang berlangsung santai di De-Lima Cafe, Mataram Kamis (25/11/2021).


Talkshow kali ini, menghadirkan pembicara yang berkompeten, sehingga diskusi berlangsung menarik dengan menghasilkan beragam pendapat dan masukan yang berarti bagi Pemprov NTB maupun Pemerintah Kabupaten/Kota di NTB. 

Sebagaimana dipaparkan Dr. Iwan Harsono M.Ec Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Mataram (UNRAM), jika  berbicara dalam jangka pendek, maka berbagai potensi kekayaan sumber daya alam yang ada di Pulau Sumbawa harus terhubung ke Pulau Lombok, dimana  distribusi kekayaan alam Pulau Sumbawa diarahkan ke Pulau Lombok demi mensupport pelaksanaan WSBK dan MotoGP. 

"Sedangkan dalam jangka Panjang, harus ada koneksi antara Pemerintah Kabupaten/Kota se Pulau Sumbawa, DPRD dengan Pemerintah Provinsi yang kebijakannya terkoneksi dengan RPJMD Provinsi NTB harus diarahkan pada potensi pembangunan yang berbasis ekonomi," ujarnya. 

Heri Kurniawansyah HS,S.AP,MPA Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Samawa (UNSA) pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah yang telah ikut andil memaksimalkan persiapan pelaksanaan agenda WSBK yang sudah dihadapi. Sebab,   tidak semua negara punya kesempatan untuk menjadi tuan rumah, dan patut diapresiasi NTB menjadi bagian dari itu. 

Namun point pentingnya, urai Heri Kurniawansyah, adalah bagaimana implikasi dengan adanya event dunia tersebut di daerah ini secara langsung dalam perspektif geografis Sumbawa hampir tidak dapat apa-apa.

"Saya yakin katanya orang yang menonton ke Pulau Lombok lebih memilih menyebrang ke Bali daripada ke Pulau Sumbawa, karena Pulau Sumbawa adalah daerah limpahan, disamping itu kesiapan infrastruktur kita masih kurang," ungkapnya.

Kendati demikian, sambungnya, secara tidak langsung Pulau Sumbawa pasti dapat, dengan adanya WSBK dan MotoGP ini akan terjadi perputaran ekonomi, ada peningkatan pajak dan retribusi, meliputi pajak kendaraan, retribusi hotel dan sebagainya yang kemudian bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi. Dimana ketika terjadi peningkatan PAD maka akan terjadi pembangunan yang tersebar ke semua Kabupaten/Kota yang ada di Nusa Tenggara Barat.

"Tetapi itu prosesnya tidak langsung dan yang dibutuhkan saat ini oleh kita adalah implikasi secara langsung, bagaimana destinasinya, potensi sumber daya alam, managerial pariwisata, sehingga perlu ada gagasan pariwisata Pulau Sumbawa postmodern," cetus Heri Kurniawansyah. 

Sementara itu, Prof.Dr.H. Zainal Asikin SH,SU Dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram menyatakan adanya KEK Mandalika akibat gagalnya Pulau Sumbawa dalam menggagas KARPET, karena dulu KARPET sudah digelontorkan ke Pulau Sumbawa.

"Namun Pulau Sumbawa tidak fokus mau mengerjakan apa, sehingga keluarlah Perpres Nomor 52 tahun 2014 yang menghentikan KARPET dan lebih fokus ke KEK," ungkapnya.

Menurut Profesor Asikin sapaan akrabnya, dengan WSBK dan MotoGP ini tentu bicara soal investasi, dan keuntungannya itu tidak bisa didapatkan sekarang, sehingga Pulau Sumbawa dapat apa!?, itu pasti dapat tergantung porsi Provinsi.

Karena itu, harapannya para anggota dewan yang berasal dari Pulau Sumbawa agar mengkritisi PAD dan yang bersumber dari DAU dan DAK. Jika tidak maka akan terulang lagi peristiwa Karpet diganti dengan KEK karena ketidakritisan melihat persoalan itu, teman-teman dari dapil Pulau sumbawa tidak cermat bagaimana memperjuangkan pengembangan ekonomi khusus Pulau Sumbawa. 

“Indsutri-industri pariwisata kita yang ditampilkan di KEK Mandalika saya anggap belum maksimal, kerajinan yang dipasarkan dari Pulau Sumbawa juga kurang sekali, dan promosi itu yang harus ditingkatkan untuk mendapat keuntungan secara langsung, dalam hal ini Pulau Sumbawa harus mempersiapkan diri kedepan untuk masuk akses dalam menghadapi MotoGP 2022 baik di hotel maupun disekitaran sirkuit,” tukas Prof Asikin. 

Ditempat yang sama, Ketua FKPPMS Mataram Farhan Abdullah, SH mengatakan, sejak hastag muncul di permukaan, mayoritas orang berasumsi bahwa motifnya pecah belah antar pulau, ditunggangi oleh oknum, di tunggangi oleh kepentingan politik.

"Namun malam ini saya sampaikan, itu semua hoax, sebab kami FKPPMS tidak ditunggangi oleh kepentingan politik manapun, jikalau ada yang memanfaatkan itu, semua diluar kendali forum, apalagi lahirnya kegiatan ini atas dasar agar Pemerintah Daerah kita lebih siap lagi dalam menggali potensi yang ada pada daerah, sehingga bisa sebagai penyuplay berbagai kebutuhan menjelang MotoGP 2022," tukasnya.

Jika dalam menghadapi WSBK kesiapan Pemerintah Daerah hanya sebatas pada pemasaran produk UMKM, maka diharapkan menjelang MotoGP 2022 Pemda di Pulau Sumbawa bisa menjadi penyetok semua kebutuhan mentah yang ada di Pulau Lombok, seperti bahan makanan kebutuhan hotel, kerajinan UMKM, transportasi pariwisata dan kebutuhan mentah lainnya yang bersumber dari kekayaan alam Pulau Sumbawa.

Namun  perlu digaris bawahi pihaknya bukan menolak, bukan pula menginginkan dilaksanakannya hal serupa.

"Tetapi agar kita bisa belajar dari aktivitas yang sudah berlangsung Ketika WSBK, sehingga kita lebih siap menghadapi MotoGP Maret 2022 mendatang dengan segala potensi yang belum digali, karena dampak sekarang ini Pulau Sumbawa belum mendapatkan dampak secara langsung terhadap event di Mandalika. Namun eksekusi ada ditangan Pemerintah, kami pemuda maupun mahasiswa penyumbang ide dan gagasan dari hasil diskusi ini,” pungkas Farhan.(KA-04)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini