Jakarta, KA.
Keberadaan fasilitas logistik pangan di suatu wilayah bisa mendorong peningkatan kesejahteraan petani sekaligus menjaga agar komoditas pangan tetap terjangkau di tingkat konsumen. Fasilitas logistik seperti pelabuhan secara signifikan berdampak langsung terhadap efisiensi proses distribusi pangan dan peningkatan nilai tambah komoditas unggulan daerah.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi Pembangunan Pelabuhan Teluk Santong, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) sekaligus Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Mitra Buana Bahari (MBM) dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, tentang Pengembangan Fasilitas Logistik dan Distribusi Komoditas Pangan Teluk Santong Sumbawa, Jumat, (3/3/2023), di Jakarta.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulpyana, Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Abdul Azis, President Director PT Mitra Buana Bahari/FKS Multiagro Indarto Gondo, Serta jajaran Eselon 1 NFA.
Arief mengatakan, sesuai komitmen awal NFA mendukung penuh dilakukan percepatan pembangunan pelabuhan Teluk Santong. Pelabuhan tersebut akan menjadi fasilitas logistik yang sangat penting bagi sentra produksi pangan wilayah timur, khususnya untuk meningkatkan pendistribusian jagung yang merupakan komoditas unggulan di Sumbawa dan Dompu, NTB.
“Saya sering komunikasi dengan Pak Gubernur NTB, setiap musim panen jagung, petani jagung di Sumbawa dan Dompu ini bingung menjual dan mendistribusikan hasil panennya, karena hasil panennya melimpah sementara sarana pengangkutan dan pendistribusian masih terbatas,” ungkapnya.
Pihaknya lalu memberikan solusi agar dibangun pelabuhan dengan fasilitas logistik pangan yang memadai di wilayah Sumbawa, langkah ini untuk mempercepat pendistribusian komoditas pangan unggulan sehingga dapat menolong para petani jagung.
Menindaklanjuti, menurut Arief, pada Januari 2023 lalu, NFA telah menginisiasi pertemuan antara Gubernur NTB, Bupati Sumbawa, dan calon investor swasta dari PT Mitra Buana Bahari (MBB)/FKS Multiagro.
“Menindaklanjuti rencana pembangunan pelabuhan, hari ini kita lakukan penandatanganan nota kesepahama oleh Bupati Sumbawa dengan President Director MBB. Ini juga merupakan bagian dari tugas NFA, yaitu menghubungkan para pihak yang punya semangat sama dalam memajukan pangan nasional, agar terjalin kolaborasi yang baik untuk percepatan ketahanan pangan,” ungkapnya.
Arief berpesan kepada Pemkab Sumbawa, MBB, serta para pihak yang berperan dalam pembangunan pelabuhan ini agar dapat mengeksekusi semua tahapan persiapan dan pembangunan dengan cepat, namun tetap sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
“Tidak usah sungkan-sungkan apa yang menjadi hambatan segera laporkan. Kalau butuh support di sini kita sudah barsama Kemenhub, Pemprov NTB, Pemkab, termasuk NFA. Karena ini untuk memajukan pangan nasional jadi tolong benar-benar kita kawal bersama. Dalam dua minggu nanti kita akan cek dan turun langsung lagi ke Sumbawa,” ujarnya.
Adapun tahapan selanjutnya setelah MoU ini adalah Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara MBB dengan Pemkab Sumbawa yang ditargetkan terlaksana di minggu ke tiga Maret 2023, lalu pengurusan perizinan baik di tingkat Pemkab Sumbawa maupun MBB, Persetujuan KSOP, Rekomendasi BPKP, serta Perizinan Konsesi. Pelaksanaan pembangunan ditargetkan mulai berjalan di April 2023.
Pelabuhan Teluk Santong sendiri akan dilengkapi fasilitas yang bisa mempercepat bongkar-muat komoditas pangan, serta fasilitas penyimpanan seperti silo dengan kapasitas sekitar 30 ribu ton untuk persiapan panen tahun berikutnya. Arief mengatakan, selain sebagai investor, MBB juga didorong agar bisa turut berperan sebagai off taker jagung petani setempat.
“Kita bangun secara terintegrasi, sehingga petani jagung bisa fokus meningkatkan produksinya dan tidak perlu khawatir, karena berapa pun yang diproduksi akan bisa terserap. Apabila kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, dengan ketersediaan pelabuhan kita bisa ekspor,” terangnya.
Arief meyakini, melalui skema ini, potensi jagung sebagai volatile food atau pangan yang bergejolak bisa ditekan. “Jagung memiliki impact yang besar terutama kepada sektor peternakan unggas. Jadi satu paket, kalau jagung harganya tinggi, daging ayam, ayam hidup, dan telur ayam ikut tinggi. Sehingga dalam regulasi Harga Acuan Pembelian/Penjualan atau HAP yang kita susun dibuat satu paket aturan, jagung, ayam, dan telur,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief menuturkan, langkah membangun konektivitas pangan ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, yang menekankan agar Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, bersama pelaku usaha berkolaborasi guna meningkatkan investasi di daerah.
Sementara itu, Bupati Sumbawa H . Mahmud Abdullah mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sumbawa berkomitmen untuk memastikan pelabuhan ini terealisasi dengan baik, mengingat pembangunan ini disiapkan untuk memajukan sektor pangan daerah dan nasional.
Ia beserta jajarannya mengaku siap bekerja sama dengan MBB untuk menjalankan setiap tahapan pembangunan yang sudah direncanakan.
"Saat ini, untuk status lahan sudah disiapkan dan dibebaskan," ujarnya.
Selanjutnya dengan potensi pangan Sumbawa yang besar, ia berharap, sarana pelabuhan tersebut bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk jagung saja tetapi juga untuk seluruh komoditas pangan yang ada di Sumbawa, seperti beras dan lainnya.
“Sumbawa ini memiliki potensi yang baik di sektor pangan, apa yang terjadi terkait turunnya harga karena susahnya kita keluarkan, angkutannya yang terbatas,” ungkapnya.
President Director MBB/FKS Multiagro Indarto Gondo mengatakan, MBB siap mendukung program pemerintah memperkuat ketahanan pangan, salah satunya dari sisi penguatan fasilitas logistik melalui pembangunan pelabuhan.
"Pangan bisa murah kalau pelaksanaan logistik bisa efisien dan memadai," terangnya.
Menurutnya, Sumbawa memiliki produktivitas jagung yang sangat baik maka harus didukung dengan fasilitas logistik yang baik juga. “Sumbawa saat ini jagungnya sangat melimpah, kita tahu kebutuhan jagung di Indonesia juga sangat besar, dan beberapa tahun ini banyak jagung yang mulai bisa diekpor. Jadi pertumbuhan jagung di Sumbawa sangat pesat dan hari ini saya rasa harus diimbangi dengan logistik yang lebih besar dan lebih cepat,” paparnya.
Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulpyana mengatakan, Kementerian Perhubungan mendukung upaya NFA dan Pemerintah Daerah NTB membangun sarana pelabuhan sebagai solusi bagi keluaran pangan yang banyak diproduksi oleh Sumbawa dan sejumlah wilayah di NTB.
Menurutnya, langkah ini merupakan improvement yang baik untuk meningkatkan pendistribusian jagung, mengingat produksi jagung NTB pertahun sebesar 1,5 juta ton namun yang bisa didistribusikan keluar sekitar 1 juta ton.(KA-01)