BORIS, BCC DAN BRANDING

Sebarkan:

SUMBAWA-Nama Boris, BCC & branding dalam tahun  belakangan ini cukup ramai menghiasi sejumlah media lokal dan medsos di NTB khususnya Sumbawa. Apa, siapa dan bagaimana sesungguhnya “3 B” di atas?


Boris adalah pengusaha kabel serat optic kelahiran Labuan Kuris Sumbawa NTB. Mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea. Ia berhasil merebut kepercayaan,  memimpin perusahaan Korea di Indonesia menjadi Direktur selama kurang lebih 2 tahun.

Tahun 2015 tepatnya 17 November 2015, semua fasilitas menggiurkan dari perusahaan asing itu ditinggalkan dan justru mendirikan perusahaan sendiri, namanya PT Borsya Cipta Communica (BCC)  singkatan dari namanya Boris Syaifullah. 

Mulai dari nol hanya modal jaringan bisnis dan kolega. Ia adalah pemilik saham BCC lebih dari 95%, sebagian kecil dimiliki kawan dekat. Untuk mengecek kepemilikan saham sebuah PT, masuk saja ke web AHU Dirjen Administrasi Hukum Umum, Kemenkum HAM RI.   


Sejak berdiri, perkembangan BCC sangat pesat, seiring  kebutuhan jaringan dan infrastruktur internet di Indonesia. Tahun 2018 BCC merupakan perusahaan pembayar pajak terbesar di Kota Bandung. Tentu bisa dibayangkan omsetnya perbulan.

Seiring dengan pertumbuhan yang mengesankan, sejumlah organisasi profesi mulai melirik dan menyeratnya. Tahun  2019 misalnya, ikut kompetisi merebut Ketua Kadin Jabar, gagal merebut ketua, namun dipercaya di divisi urusan Korea. 

Pada tahun yang sama dipercaya memimpin Asosiasi, Pengusaha Nasional Telekomunikasi (Apnatel) berturut sejumlah organisasi lainnya. Tahun berikutnya (2021) duduk di jajaran pengurus KADIN Pusat, dan yang terbaru dipercaya menjadi Dewan Penasehat KADIN Bandung 

Sekolah SMKN Borsya yang memasuki tahun kedua saat ini adalah upaya memperluas ladang pengabdian atas rezeki yang berlebih diberikan Tuhan YME. Biaya operasional sekolah ditanggung oleh kantor pusat BCC. Bukan dari APBN dan bukan pula APBD.  Tahun pertama semua murid dibebaskan dari semua pungutan termasuk seragam sekolah. 

Pendirian SMK juga memiliki dampak bisnis terjadap BCC, mengingat tenaga siap pakai di jaringan infrastruktur masih sangat kurang. Sehingga ke depan SDM tidak menjadi masalah dalam pengembangan bisinis BCC. 

BRANDING

Branding (Citra atau image) adalah sebuah keniscayaan. Perusahaan perusahaan kelas dunia omsetnya sangat dipengaruhi oleh positioning branding. Mereka mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mencapai citra tertentu sehingga dikenal dan konsumen menjadi fanatic terhadap merek tersebut. 

BCC dan Boris menyadari, untuk memacu bisnis tidak bisa tidak harus dengan strategi dan bersiasah. Membangun branding, masuk ke organisasi profesi untuk menghimpun kekuatan dan daya tekan, membangun jaringan adalah caranya, dan semua itu uang keluar. 

Efek dari semakin mencuatnya sosok dan branding, Boris dan BCC, sudah tentu banyak pertanyaan, dan akan menjadi sasaran tembak. Sesuatu yang wajar dan tentu saja Boris, BCC dan kawan-kawannya telah menyiapkan diri untuk itu. 

Belakangan muncul pertanyaan di masyarakat, Boris akan ke DPR RI? Itu juga adalah bentuk siasah, berstrategi  dalam bisnis. politik dan bisnis sesuatu yang tak terhindarkan saling mempengaruhi. Pada posisi tertentu target sebuah bisnis semakin jauh dan semakin besar. Tetapi tentu efek social harus tinggi agar menjadi berkah.

Ini informasi, atas banyak pertanyaan tentang hal tersebut di Sumbawa NTB.(KA-01)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini