Sensasi Mencicipi Kuliner Ubur Ubur Khas Teluk Saleh

Sebarkan:

Sumbawa Besar, KA.
Ubur ubur yang selama ini dikenal sebagai hewan laut sebagai hama pengganggu nelayan dan penyelam karena gatal menyengat jika terkena kulit manusia. Ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai komoditas ekspor.
Bukan hanya itu, ubur ubur ternyata bisa dibuat aneka macam kuliner. Seperti  yang dilakukan ibu ibu di  Teluk Santong Kecamatan Plampang. Kreatifitas kaum ibu ibu itu ditunjukan di ajang Festival Kuliner Ubur Ubur, Minggu (29/12/2019).
Festival yang diikuti puluhan peserta dari Kecamatan Empang, Tarano, termasuk tuan rumah Teluk Santong  dan digagas oleh Universitas 45 Mataram itu, dibuka secara resmi oleh  Asisten III Bupati Sumbawa Ir. H. Iskandar D.M. Ec.Dev.
Para peserta mengolah ubur ubur dengan racikan bumbu resep keluarga mereka masing-masing, mulai bumbu siraman garam hingga bumbu pedas. Ubur ubur ada yang disangrai dan juga direbus.
Setelah direbus tidak terlalu lama, lalu dipotong potong dan dicampur irisan lobak, timun, saos, kemudian dibumbu dan di masak hingga menghasilkan hidangan dengan sensasi aroma yang mengoyang lidah.
Setelah menampilkan kreasi hidangan masing-masing tim juri bersama tamu undangan mencicipi hidangan para peserra. Sangray Ubur-Ubur Kelompok II Desa Teluk Santong akhirnya dinobatkan sebagai juara pertama, sedangkan Juara II dan III  dari Kelompok Desa Labuhan Jambu Kecamatan Tarano.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbawa, Ir Dirmawan kepada media ini disela sela kegiatan tersebut, mengapresiasi ajang Festival Kuliner Ubur Ubur yang diselenggarakan oleh Universitas 45 Mataram tersebut.
Festival tersebut, sambung Dirmawan, sebagai ajang menumbuhkan kreatifitas masyarakat pesisir untuk mengolah hidangan berbahan dasar ubur ubur yang selama ini dianggap tidak lazim, menjadi aneka kuliner lezat dan bergizi.
“Selama ini yang kita tau ubur ubur untuk ekspor saja, ternyata bisa diolah menjadi kuliner lezat dan bergizi,” ungkapnya.
Karenanya, kedepan, DKP terus mendorong dan mendukung berbagai upaya untuk penganekaragaman makanan berbahan dasar dari ubur ubur.
“Sebab selain punya nilai ekonomis tinggi, penganeka ragaman makanan juga penting untuk ketahanan pangan kita dan meningkatkan asupan gizi keluarga nantinya,” pungkasnya.
Sementara itu, mewakili Bupati Sumbawa, Ir.H.Iskandar D.M. Ec. Dev  menyatakan apresiasi atas kegiatan yang digagas Universitas 45 Mataram tersebut.
Dikatakan, Festival tersebut dapat menggali kreatifitas dan potensi lokal. Sebab, selama ini ubur ubur dikenal masyarakat hanya sebagai komoditas ekspor.
“Ternyata bisa diolah sebagai kuliner, ini luar biasa,” ungkapnya.
Karenanya, ia berharap agar potensi ubur ubur di Teluk Saleh dapat dilestarikan dengan menjaga ekosistem di perairan tersebut. Sebab, selain potensi ubur ubur, Teluk Saleh juga sudah dicanangkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO.
“Begitu juga potensi wisata Hiu Paus Teluk Saleh kini sudah mendunia, ini potensi dan anugerah yang luar biasa untuk Sumbawa yang harus kita jaga bersama sama,” pungkasnya.
Rektor Universitas 45 Mataram Dr. Ir. H. Evron Asrial M.Si, menyebutkan, kegiatan tersebut merupakan ajang kreatifitas ibu ibu untuk berkreasi memanfaatkan potensi local yakni ubur ubur.
“Resep dari lomba ini akan kami buatkan buku dan akan dibagikan kepada berbagai kalangan,  sehingga setiap orang yang ingin menikmati masakan ubur ubur bisa datang kesini,” ujarnya.
Diakuinya, potensi ubur ubur dunia ada di Teluk Saleh. Karenanya, ia bersama DKP Sumbawa akan menginisasi Wisata Ubur ubur kedepannya.
“Kami bersama pak Kadis Perikanan terus mendorong terbentuknya wisata Ubur ubur, termasuk pengadaan kapal agar wisatawan bisa menyaksikan nelayan menangkap ubur ubur pada malam hari, tentunya wisatawan harus membayar sehingga uang beredar di Teluk  semakin  cepat dan meningkat,” pungkasnya;.(KA-01)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini