Smelter Itu Akhirnya Menjadi Kenyataan

Sebarkan:

 

Bertahun tahun lamanya sejak pengapalan perdana ekspor konsentrat tahun 2000 lalu, masyarakat NTB khususnya Kabupaten Sumbawa Barat hanya bisa melihat hilir mudik pengangkutan konsentrat tembaga dan mineral ikutan. Kosentrat-kosentrat itu diangkut dari mesin raksasa konsentrator yang berdiri di atas punggung Bukit Batu Hijau. Jutaan ton konsentrat yang mengandung tembaga dan mineral ikutannya diekspor begitu saja ke berbagai negara. Tapi dalam beberapa tahun ini, pengapalan kosentrat itu sepertinya tidak akan terjadi lagi. Ibarat mimpi, Smelter telah menjadi kenyataan.

Sutan Zaitul Ikhlas 

Otak Keris, begitu nama satu desa di Kecamatan Maluk yang sudah dipersiapkan melalui pembebasan lahan sebagai lokasi  pembangunan Smelter PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Diatas lahan seluas 270 hektar itu, selain Smelter juga dibangun Precious Metals Refinery (PMR) yang fungsinya  untuk menfasilitasi pemurnian lumpur anoda menjadi precious metal.

Pembangunan smelter ini tidak mau tidak harus dilakukan karena sadar bahwa ekspor konsentrat tidak menguntungkan. Karenanya, pemerintah mewajibkan para penambang membangun smelter di Indonesia. Pemerintah bahkan mengharuskan seluruh perusahaan tambang melaksanakan proses hilirisasi terhadap mineral mentah  yang diperoleh. Mengolah hasil tambang mentah akan menambah jumlah penerimaan negara termasuk penyerapan tenaga kerja.

" Ya, Smelter sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk segera direalisasikan karena merupakan mandat dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterima AMNT, serta Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba)," kata Head of Corporate  Communications AMMAN, Kartika Octaviana, kepada awak media yang ikut dalam Ekspedisi Talonang 2022 PWI Sumbawa Barat. 

Kunjungan awak media  ke lokasi pembangunan Smelter ini adalah giat terakhir setelah sebelumnya menuntaskan sejumlah misi di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang.  

Vina yang saat itu mengajak berbicara diatas sebuah bukit kecil di lokasi pembangunan Smelter begitu antusias menjawab seluruh pertanyaan awak media. Menurutnya, percepatan pembangunan smelter adalah dalam rangka mendukung proses hilirisasi dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi negara serta membuka lapangan kerja di dalam negeri. Sehingga Smelter sudah menjadi keputusan, tidak untuk diperdebatkan lagi. 

" Kita sudah komit  dalam pembangunannya, dan ini sudah mulai berjalan," sebutnya. 

Menurutnya, konstruksi proyek smelter AMNT sudah dimulai sejak Juli 2022 lalu. Kontraktor telah melakukan  pemasangan tiang pancang bahkan  sudah mulai memasuki lokasi konstruksi dan telah memulai pembangunan jalan. 

" Kalau dirinci capaiannya sampai dengan Januari 2022 adalah 35,53% dan selalu mencapai target verifikasi 6 (enam) bulanan," terangnya. 

Sejenak Vina tak melanjutkan pemaparannya. Kesempatan itu digunakan awak media untuk menikmati udara segar yang berhembus lembut  diatas bukit itu. Sejauh mata memandang, nampak pesisir laut pantai Benete yang indah serta hijaunya perbukitan yang terhampar di sekitarnya. 

Larut sesaat dalam keindahan itu, Vina kembali melanjutkan pemaparannya. Sembari menunjuk kearah selatan, ia menyebut  bangunan yang nampak berjejer itu  adalah salah satu proyek akomodasi Camp Smelter.  Camp dibangun  diatas lahan seluas 15 hektare dengan kafasitas 3.000 orang.

" Pembangunanya sendiri direncanakan selesai pada bulan Oktober mendatang,"jelasnya.

AMNT membangun smelter  diyakini menjadi suatu tindakan investasi yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan bagi tumbuhnya bidang perindustrian dan perdagangan nasional. Sehingga dipastikan dapat menumbuhkan efek perekonomian secara domino dan dahsyat. 

Tapi begitu, Vina tak menampik  bahwa dampak pandemi COVID-19 selama lebih dari dua tahun terakhir ini sangat besar terhadap alur supply chain, di mana mobilitas barang dan SDM sangat terhambat. 

Belum sepenuhnya pulih dari pandemi, alur supply chain kembali terhantam perang Rusia dan Ukraina dimana rute Asia-Eropa adalah yang paling parah terdampak karena kemacetan pelabuhan dan pengiriman kargo udara.

" Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan itu, berbagai perkembangan untuk pembangunan smelter telah dilakukan, seperti pesanan pembelian (purchase order) untuk seluruh peralatan dengan fungsi kritikal yang memiliki waktu pengiriman sangat lama (long lead equipment) telah dilakukan oleh AMMAN," sebutnya. 

Untuk itu harapan besar disampaikan dimana  bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam hal jaminan kepastian perizinan serta upaya sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat setempat agar tercipta situasi yang aman serta kondusif, sehingga proyek Smelter ini dapat berjalan dengan lancar sekaligus membawa multiflier efek bagi Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan ekonomi bagi masyarakat KSB. 

" Kami juga berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang berlaku baik di level pusat dan daerah,"  tandasnya.

Sementara itu diberbagai kesempatan, Bupati Sumbawa Barat, Dr.Ir H. W Musyafirin, MM  memberikan dukungan yang optimal sesuai dengan tahapan kegiatan pembangunan Smelter. Menurutnya, capaian dan tahapan pembangunan camp dan rencana konstruksi smelter merupakan bukti nyata konsistensi dan komitmen perusahaan dalam merealisasikan proyek strategis nasional tersebut. 

Bahkan dalam kaitan ketenagakerjaan, rekrutmen sudah mulai  dilakukan melalui mekanisme satu pintu sesuai dengan peraturan di wilayah KSB. 

"Kita sudah mendapatkan data jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dari pihak perusahaan dan kontraktornya. Dari total kebutuhan tenaga kerja, serapan tenaga kerja lokal untuk konstruksi smelter dapat mencapai 1.200 orang,"ungkapnya. 

Kehadiran Smelter ini sebut Bupati akan berdampak luar biasa bagi NTB, khususnya Kabupaten Sumbawa Barat. Sebab selain Smelter, di kawasan tersebut akan dibangun pula industri pupuk, industri semen, dan industri pendukung lainnya.

" Pemerintah KSB akan bekerja secara erat dengan PT PIL Indonesia dan AMMAN untuk memastikan proses rekrutmen berjalan dengan lancar. Serta memastikan ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan juga melalui proses penerimaan karyawan yang transparan guna mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan untuk proses konstruksi tersebut," demikian Bupati. 

Seperti diketahui, Smelter yang  dibangun tersebut nantinya memiliki kapasitas input sebanyak 900.000 ton konsentrat tembaga. Adapun konstruksinya dikerjakan oleh PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL Indonesia) yang telah menanda tangani kontrak kerja sama dengan PT AMIN. ***

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini