Penyerapan Gabah Petani Masih Terbatas, Ini Penjelasan Bulog Sumbawa

Sebarkan:

Sumbawa Besar, KA.

Sebagai lumbung beras nasional Kabupaten Sumbawa saat ini mengalami surplus. Hal ini berdampak juga pada space gudang milik Perum Bulog dan penyerapan gabah petani.


Pimpinan Cabang Perum Bulog Sumbawa Omar Sharif ST MT,  kepada awak media usai acara buka puasa bersama karyawan Bulog Sumbawa Senin malam (25/04/2022), mengatakan, dengan kondisi space gudang terbatas ditambah lagi jumlah permintaan pengiriman beras Moveoutnas keluar daerah yang terbatas, tentunya berdampak kepada pengadaan dan serapan gabah petani di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.

*Space gudang terbatas ditambah moveoutnas yang terbatas, sehingga penyerapan gabah tahun ini juga terbatas," ungkapnya.

Diakuinya,  setiap tahunnya Sumbawa mengalami surplus beras, karena hasil panen petani di Kabupaten Sumbawa maupun Kabupaten Sumbawa Barat cukup berlimpah.

Sehingga serapan gabah (setara beras) setiap tahunnya menunjukkan  peningkatan yang cukup signifikan. Hanya saja,  untuk optimalisasi pengadaannya maka harus ada tambahan Moveoutnas lagi.


Hingga akhir tahun 2021 lalu total beras Moveoutnas yang telah terkirim secara bertahap ke NTT sebanyak 6.000 ton.

"Program moveoutnas ke NTT itu belum begitu signifikan mempengaruhi ketersediaan space gudang Bulog Sumbawa yang masih full kapasitas," bebernya.

Stok beras di sejumlah gudang Bulog hingga Maret lalu, terang Omar, tercatat sebanyak 21.260 ton  cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga  35 bulan kedepan atau 3 tahun kedepan.

Kendati demikian, Bulog Sumbawa selama empat bulan terakhir ini hingga 25 April 2022 telah melakukan proses pengadaan (serapan) setara beras petani mencapai 1.927.950,00 Kg atau sekitar 1.928 ton yang tersimpan di gudang Labuhan Sumbawa, Lopok, Alas, Lamusung KSB dan sejumlah gudang mitra kerja Bulog Sumbawa.

"Stok beras di sejumlah gudang Bulog tidak ada masalah, kedepan secara bertahap persoalan space gudang akan diselesaikan secara bertahap melalui kegiatan moveoutnas,"cetusnya.

Apalagi, sambungnya,  program bansos hingga kini belum ada, sedangkan program rutin tetap jalan  seperti Rumah Pangan Kita maupun Toko Pangan Kita (RPK/TPK), disamping kegiatan operasi pasar juga akan dilakukan untuk stabilisasi harga.

“Kondisi saat ini sungguh dilematis, disatu sisi kita surplus beras hingga space gudang dan pengiriman beras Moveoutnas terbatas, membuat serapan gabah terbatas. Sehingga perlu dicarikan solusi terbaik oleh Pemda  untuk mengambil kebijakan yang tepat. Sehingga serapan gabah petani bisa berjalan sesuai yang diharapkan," pungkasnya.(KA-04(



  

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini