Sumbawa Besar, KA.
Sedikitnya 17 anggota Komisi II DPRD Kabupaten Lombok Timur dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD setempat, M. Badran Asyid SE melakukan kunjungan kerja ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbawa, Jumat pagi (26/06/2020).
Kedatangan Ketua Komisi II, Ir. Ubaidillah, M.AB, DPRD Lotim dan belasan anggotanya itu, diterima langsung oleh Kepala DKP Sumbawa, Ir. Dirmawan, MM dan pejabat dinas terkait di Aula kantor setempat.
Kunker Komisi II DPRD dari kabupaten tetangga tersebut, untuk melakukan studi banding usaha tambak garam berstandar SNI di Kabupaten Sumbawa.
Kepala DKP Sumbawa Ir, Dirmawan, MM, dalam sambutannya, mengucapkan selamat datang kepada pimpinan DPRD dan anggota Komisi II Lotim di Bumi ‘Sabalong Sama Lewa’.
“Selamat datang bapak dan ibu anggota DPRD Lotim di Tana Intan Bulaeng, bumi Sabalong Sama Lewa,” ujarnya.
Ia berharap kunker kali ini dapat memberikan manfaat dan saling berbagi ilmu dan pengalamanterkait usaha garam SNI diantara dua kabupaten bertetangga tersebut.
“Terima kasih atas kedatangan bapak dan ibu, Semoga kunker kali ini bermanfaat, selain sebagai ajang silaturrahim juga dapat berbagi pengalaman terkait usaha dan produksi garam di daerah masing-masing,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Lotim, Ir. Ubaidillah, M.AB, menyatakan apresiasi dan terima kasih atas sambutan hangat Kepala DKP Sumbawa beserta jajarannya.
Diakui Ir. Ubaidillah, ia bersama anggota Komisi II DPRD Lotim memilih kunker ke Sumbawa, karena keberhasilan daerah ini dalam usaha produksi garam yang kini telah diakui di tingkat nasional dan sudah berstandar SNI.
“Jadi tidak salah kami bersama rombongan memilih Sumbawa dalam kunker kali ini, karena kami akui Sumbawa sangat berhasil dalam memproduksi garam berkualitas SNI,” sebutnya.
Hal itu, sambungnya, dapat dilihat dari luas areal lahan tambak garam dan produksi garam yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan Kabupaten Lotim.
“Lotim dengan penduduk 1,2 juta jiwa hanya memiliki puluhan hektare tambak garam, sedangkan Sumbawa sekitar 3000-an hektare dengan jumlah penduduk yang sedikit. Lahan di daerah kami masih banyak yang tidur belum digarap optimal, makanya kami mau belajar dari keberhasilan Sumbawa,” cetusnya.
Jika melihat potensi produksi garam Sumbawa yang mencapai sekitar 8.000-an ton per tahun, ungkapnya, maka tidak menutup kemungkinan ada peluang kerjasama antara kedua kabupaten.
“Jika melihat potensi dan produksi garam Sumbawa, kami lihat ada peluang kerjasama, dimana Lotim bisa membeli produksi garam Sumbawa. Apalagi saat ini ada 6 UKM/Koperasi telah mengantongi SNI di Lotim dan Sumbawa baru 2, tentu Lotim masih kekurangan garam karena produksinya masih sedikit. Ini peluang bagi kabupaten Sumbawa,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala DKP Sumbawa Ir Dirmawan, MM, dalam pemaparannya dihadapan anggota Komisi II DPRD Lotim memjelaskan, luas lahan potensial untuk usaha garam di Kabupaten Sumbawa mencapai sekitar 3.555 hektare dengan potensi produksi mencapai sekitar 385.000 ton per tahun.
Potensi usaha garam tersebut, sambung Dirmawan, tersebar di Kecamatan Alas Barat, Utan, Moyo Hilir, Lape dan Tarano. Sementara itu, produksi garam tahun 2019 lalu tercatat sebanyak, 8.150 ton, dari lahan tambak garam seluas 4.440 hektare baik lahan terintegrasi maupun non integrasi, tersebar di sejumlah sentra garam, yakni Desa Labuhan Bontong Kecamatan Tarano, Labu Kuris Kecamatan Lape dan Labuhan Bajo Kecamatan Utan.
“Termasuk perusahaan garam industry, CV Sira Kristal Nusantara yang kini sudah mulai berproduksi,” paparnya.
Kedepan, ia berharap areal lahan dan produksi garam Sumbawa, khusunya untuk garam industry terus meningkat, seiring dengan semakin membaiknya harga garam guna mewujudkan swasembada garam.
“Pemerintah, investor dan petani hendaknya terus bersinergi guna mewajudkan swasembada garam yang bermuara pada peningkatan produksi dan kesejahteran petani garam di daerah ini,” pungkasnya.(KA-01)