Ditengah Covid-19, Ratusan Hektare Lahan Petani di Desa Penyaring Terancam Gagal Panen

Sebarkan:

Sumbawa, KA.
Sekitar dua ratus hektare lahan pertanian padi milik petani di Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara, Sumbawa, saat ini terancam gagal panen, menyusul kurangnya pasongkan air dari Bendungan Batu Bulan (BBB).
Perwakilan petani padi di Desa Penyaring Ahmad, L kepada media ini mengungkapkan karena kurangnya air Bendungan Batu Bulan yang mengalir ke penyaring menyebabkan banyak petani setempat terancam gagal panen.
“Silahkan dilihat sendiri kondisi padi milik petani saat ini. Dilokasi ini saja ada 80 hektare yang terancam gagal panen," ungkapnya.
Terkait kondisi tersebut,sambungnya, seharusnya pemerintah sigap mengambil langkah untuk menyelamatkan tanaman petani, apalagi sekarang musim corona.
"Sudah tidak bisa panen, corona lagi. Mau makan apa kita semua kalau seperti ini. Jika pemerintah tidak peka dengan kondisi petani di Penyaring mau kemana kami mengadu," ungkap Bang Mek, sapaan akrabnya.
Diakuinya, biaya tanam dan perawatan saja tahun ini dikeluarkan ada sekitar Rp 11 juta. Jika gagal panen seperti ini lalu apakah pemerintah akan diam melihat kondisi petani seperti ini.
"Biaya yang kami keluarkan saja tidak sedikit yakni Rp 11 juta. Saya harap pemerintah perhatikan nasib kami sebagai petani," harapnya.
Terpisah, Kepala Desa Penyaring Abdul Wahab dihubungi media mengatakan bahwa ia sudah berusaha agar lahan pertanian di Desa Penyaring teraliri air dari Bendungan Batu Bulan.
"Siang malam kami bersama petani jaga air dari bendungan batu bulan. Kendati demikian masih banyak lahan pertanian milik masyarakat yang belum mendapatkan pasokan air," timpalnya.
Menurutnya, luas areal padi milik petani yang terancam gagal panen karena kurangnya debit air mencapai dua ratus hektare.
"Jika kita lihat total lahan padi milik petani yang terancam gagal panen mencapai dua ratus hektar," pungkasnya.(KA-01)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini