Wow, Sekda Sebut Angkat 2 Jari Itu Bisa Persahabatan, Perdamaian, Dua Anak Cukup

Sebarkan:

Sumbawa Besar, KA.
Dalam beberapa hari banyak beredar foto sejumlah Kepala OPD lingkup Pemda Sumbawa yang mengangkat dua jari pada pelaksanaan pameran produk UMKM yang diselenggarakan PDIP di Jakarta. Berbagai macam tanggapan netizen terhadap foto dimaksud, seperti ada yang beranggapan “dua jari” itu untuk mendukung dua periode HM Husni Djibril sebagai Bupati Sumbawa.
Menanggapi hal itu, Sekda Sumbawa – H Hasan Basri menyatakan, saat ini belum ada nomor calon Kepala Daerah yang sudah resmi. Sehingga makna dari dua jari tersebut bisa apa saja.
‘’Untuk dua jari, itu apa artinya (Sambil tunjukkan tangan)? Sekarang belum ada calon, siapa yang dimaksud? Angkat dua jari itu bisa persahabatan, perdamaian, dua anak cukup,’’ tegasnya kepada wartawan Senin (13/1) di ruang kerjanya.
‘’Kecuali kita (ASN) ajak orang pilih si A dan si B. Artinya belum ada calon sampai hari ini, kecuali sudah diundi, sudah ada nomor calon,’’ tambah Sekda.
Diungkapkan, kegiatan yang diikuti para pimpinan OPD tersebut merupakan pameran produk UMKM yang digelar PDIP. Tentu ini kesempatan yang baik untuk memperkenalkan produk unggulan Kabupaten Sumbawa.
‘’UMKM– UMKM ini ada Dinas yang bina, ada yang dibina Dinas Pertanian, ada yang dibina Dinas Koperindag, dan sebagainya. Biar siapa yang laksanakan pameran, sepanjang strategis ya kita hadir. Untuk backdrop itu disediakan oleh penyelenggara. Dia bersamaan (Dengan Rakernas PDIP), tapi pamerannya yang kita ikuti. Kecuali pakai baju PDIP, ada simbol. Tapi itu beda merahnya,’’ tegas Haji Bas.
Untuk itu, menjelang Pilkada 2020, Sekda mengimbau kepada seluruh ASN untuk tetap bersikap netral dengan tidak terlibat dalam politik praktis. Selain itu, tetap menjaga komunikasi dan silaturahim dengan semua pihak, dengan tetap berhati-hati dalam bersikap.
‘’Himbauan bagi ASN tetap kita harus berhati-hati. Dalam arti tidak boleh mengarahkan orang, mengajak orang untuk hal-hal yang menguntungkan orang lain (Kampanye). Tapi juga tidak musti kita harus menutup diri. Jangan sampai persahabatan, terus silaturahmi kita dengan orang lain itu menjadi terputus. Artinya kita harus hati-hati, artinya tidak mendukung. Tapi tidak juga berarti kita harus menghindar, menjauh, membatasi diri, memutus hubungan dengan orang gara-gara hal seperti itu,’’ pungkasnya. (KA-01)






Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini