Tangani Stunting, KPM Desa Diberi Pembinaan

Sebarkan:

Sumbawa Besar, KA.
Pemda Sumbawa saat ini sedang melakukan pembinaan terhadap Kader Pembangunan Manusia (KPM) di puluhan desa yang menjadi lokus penanganan. Ini dilakukan dalam upaya percepatan dalam menurunkan angka stunting di daerah.
Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Sumbawa - H. Muhammad Ikhsan kepada wartawan Selasa (26/11/2019). Sebanyak 25 desa di Kabupaten Sumbawa yang menjadi lokus penanganan stunting tahun 2019. Dari delapan aksi yang direncanakan, saat ini Pemda sedang melakukan penanganan aksi ke lima, yakni pembinaan terhadap KPM.
Lebih jauh diungkapkan, KPM ini berada di desa dan bertugas memantau, membina, dan melaporkan perkembangan penanganan dan pencegahan stunting di desa. Disetiap desa terdapat pokja penanganan stunting yang diketuai kepala desa.
‘’Insya Allah dengan langsung ada KPM, data-datanya bisa lebih valid, lancar dan sangat membantu dalam penanganan intervensi. Intervensi spesifik  oleh Dinas Kesehatan dan intervensi sensitive oleh dinas-dinas terkait,” terangnya.
Menurutnya, sementara ini untuk 25 desa lokus penanganan stunting, masing-masing terdapat satu KPM. Meskipun demikian nantinya akan diusahakan ada di seluruh desa. ‘’Sekarang prioritas di daerah lokus (25 desa). Tetapi kita akan usahakan di semua desa. Karena pembiayaan melalui bantuan dana pusat, ada juga dana desa,’’ ujarnya.
Nantinya, untuk aksi keenam yakni manajemen data. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya perbedaan data yang diperoleh.  ‘’Kan sering tidak sama data yang kita peroleh. Karena itu harus satu sumber dan datanya harus valid. Berarti data yang diambil pada saat pekan penimbangan balita, semua balita ditimbang. Data itu paling tidak satu tahun kita bisa dapat tiga kali. Itu akan kita pantau, apakah di daerah-daerah lokus itu masih ada atau tidak anak kita yang mengalami stunting,’’ tandasnya.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Rikesda) tahun 2019, angka stunting Kabupaten Sumbawa mengalami penurunan menjadi sekitar 31 persen, dari angka sebelumnya 41 persen. Adanya penurunan ini, karena Pemda terus melakukan upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting.  Hal ini juga akan terus dilakukan kedepannya.
‘’Cukup berhasil, karena kita tidak pernah berhenti. Paling kritis ibu hamil dan anak di bawah dua tahun. Kalau kita punya data ibu hamil, kemudian ditangani diberikan tablet tambah darah dan suplemen makanan yang bagus. Setelah melahirkan bayi diberikan ASI, diberikan makanan pendamping ASI,’’ pungkasnya. (KA-01)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini