Lombok Barat, KA.
Mendapat beasiswa NTB bukan hanya bisa kuliah di luar negeri, namun menjadi jembatan untuk berprestasi. Siapa sangka Nuraqilla Waidha Bintang Grendis—putri Sasak asal Gerung Lombok Barat NTB ini menjadi terkenal di Malaysia atas prestasi dan aktivitasnya.
Mulai dari kegiatannya di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, menjadi penyiar radio, pembicara dalam seminar internasional, hingga direkrut sebagai pegawai Digital Marketing Specialist di sebuah brand fashion terkemuka di Malaysia.
Semua ini bermula dari Beasiswa NTB. Dara ayu yang disapa Bintang ini terpilih sebagai salah satu dari ribuan penerima beasiswa yang digagas Dr. H. Zulkieflimansyah. Dengan beasiswa ini, Bintang berkesempatan kuliah di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UHTM).
“Sejak kecil, saya sudah memiliki impian besar bisa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Sekarang, impian itu menjadi kenyataan. Saya sedang menempuh pendidikan di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), mengambil jurusan yang saya impikan sejak lama,” kata Bintang kepada media ini, Minggu (15/9/24).
Salah satu yang membuat perjalanan akademiknya begitu istimewa, ungkap Bintang, adalah dukungan dari program Beasiswa NTB. Beasiswa ini bukan hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga perhatian penuh kepada setiap awardee-nya.
“Saya sangat mengapresiasi bagaimana beasiswa ini selalu cepat tanggap dalam memberikan bantuan dan solusi bagi setiap kebutuhan kami. Beasiswa NTB benar-benar mengubah hidup saya dengan membebaskan saya dari kekhawatiran akan biaya pendidikan, sehingga saya bisa fokus mengembangkan diri dan mengejar mimpi-mimpi saya,” ujarnya.
Tak hanya itu, sambung Bintang, Beasiswa NTB juga memiliki budaya apresiasi yang sangat kuat. Ketika Ia berhasil memenangkan kompetisi inovasi penelitian, dapat merasakan bagaimana penghargaan dan dukungan dari pihak beasiswa semakin menguatkan tekadnya untuk terus berprestasi.
“Pengalaman ini membuat saya merasa semakin bangga dan bersyukur menjadi bagian dari program yang luar biasa ini,” imbuhnya.
Sebagai awardee, Bintang merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memberi kembali kepada masyarakat. Salah satu caranya, dengan mempromosikan Beasiswa NTB kepada publik melalui konten harian yang diunggah di YouTube. Tak disangka, video tersebut menjadi viral dan ditonton lebih dari 28 ribu orang. Popularitas video tersebut membuka pintu baginya untuk diundang sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan, mulai dari edukasi internasional hingga personal branding dan dunia digital content creator.
Di kampus, Bintang aktif berorganisasi di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UTHM dan menjadi penyiar radio di Radio PPI Dunia sebagai perwakilan Malaysia. Selain itu, Bitnang juga terlibat sebagai volunteer di bidang media dan IT pada acara besar, Festival Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Felari PPI Dunia. Kesempatan ini tidak hanya memperluas jaringannya, tetapi juga menambah pengalaman dalam kolaborasi internasional.
Tak hanya berfokus pada akademik, Bintang pun terjun ke dunia kerja. Ia bekerja sebagai Digital Marketing Specialist di sebuah brand fashion terkemuka di Malaysia.
“Kontribusi saya dalam pembuatan konten berhasil meningkatkan penjualan hingga lebih dari RM 1 juta, dan saya dinobatkan sebagai pegawai part-time paling efisien,” akunya.
Bintang juga diminta membantu dua restoran sebagai content creator, yang hasil kerjanya berhasil meningkatkan penjualan mereka hingga 60%. “Pengalaman di dunia kerja ini memberi saya banyak pelajaran berharga tentang bagaimana mengelola bisnis dan pemasaran digital secara efektif,” ulasnya.
Prestasi lainnya termasuk meraih juara 2 dalam Kompetisi Kewirausahaan Digital Kategori Video Kreatif serta mendapatkan medali perak di ajang RISE 2023 (The International Research and Symposium Exposition) dengan inovasi pendidikan berjudul "Monopoly Pharmacology."
“Saya bangga menjadi perwakilan Indonesia dalam acara Silang Budaya dan International Culture Day, di mana saya memperkenalkan tarian tradisional Indonesia, khususnya dari NTB, melalui karya tari kontemporer ciptaan saya sendiri,” tandasnya.
Sekarang, setelah menyelesaikan tiga semester dengan predikat cumlaude, Bintang menjalani peran sebagai dosen di Universitas Qamarul Huda Baddarudin, mengajar pada program studi Teknologi Informasi. Bukan hanya di luar negeri, keilmuan yang dimiliki Bintang dimanfaatkan perusahaan dalam negeri.
Sampai sekarang Ia bekerja sebagai IT Project Manager di sebuah perusahaan logistik di Jakarta secara hybrid, dan menjalankan bisnis digital bernama Starcodee, yang menyediakan jasa pembuatan produk digital.
“Saya juga sedang merintis sebuah komunitas bernama "Rumah Baik" yang bertujuan menjadi pusat belajar bagi ibu rumah tangga dan teman-teman disabilitas di NTB untuk mempelajari produk digital,” sambungnya.
Harapan terbesarnya, agar Beasiswa NTB ini terus diprogramkan dan memberikan kesempatan bagi generasi selanjutnya.
“Saya ingin melihat lebih banyak anak-anak dari NTB yang mampu mengejar mimpi mereka dan mengharumkan nama daerah, seperti yang saya lakukan. Program ini adalah jembatan emas menuju masa depan yang lebih cerah, dan saya berkomitmen untuk memastikan jembatan ini tetap kokoh untuk mereka yang akan datang,” pungkasnya.(KA-01)