Capai Target Nasional, BKKBN Apresiasi Penurunan Angka Stunting KSB

Sebarkan:

Taliwang, KA.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mengapresiasi percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sumbawa Barat. 

"Upaya Kabupaten Sumbawa Barat dalam menekan angka stunting patut diapresiasi, di mana angka stunting di daerah ini sudah mendekati target nasional 14 persen," kata Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo saat menerima kunjungan Audensi Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST, dikantornya di Jakarta pusat, baru baru ini. 

Ia menjelaskan secara nasional, angka stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen, namun sudah ada penurunan 2,8 persen dalam waktu setahun terakhir.

Kabupaten Sumbawa Barat, katanya, bisa menjadi contoh dan rujukan bagi daerah lain di Indonesia dalam menekan angka stunting.

"KSB ini hebat,  angka stuntingnya sudah mendekati target nasional 14 persen, jadi kalau KSB  optimis saya," ujarnya. 

Meski mengakui presentase penurunan Stuntingya sudah sangat bagus, tetapi masih ada hal yang perlu ditingkatkan yakni peserta KB harus bisa ditingkatkan lagi  menjadi 60 persen. Kemudian Unmet Need, yakni keluarga yg seharusnya ber KB, tapi tidak ber KB itu masih ada sekitar  17,6%. Selain juga ada beberapa hal yang perlu upayakan bersama dalam rangka untuk menekan angka stunting. 

"Kalau untuk prevalensi balita stunting saya kira ini juga sungguh luar biasa, kami mengucapkan terima kasih sekali, bahwa penurunan yang sangat signifikan hampir 10% dari 2021-2022 berkat upaya yg sangat baik saya kira karena yang Kabupaten/Kota lainnya justru naik, yang turun se NTB hanya Sumbawa Barat," kata Dokter Hasto. 

Sementara itu, Wakil Bupati Fud Syaifuddin, ST  dalam audensi itu  menyampaikan seluruh  inovasi dan program yang telah dilakukan hingga mampu mempercepat penurunan angka  stunting tersebut.  

Disampaikannya, salah satu penyebab stunting, terutama di kawasan pertambangan, adalah makanan instan atau cepat saji.

"Dan ada juga anak stunting bukan karena miskin, tetapi orang tuanya yang gaya hidupnya susah ya, tidak disesuaikan dengan anaknya. Sering dikasih makanan yang instan contohnya dan itu seringkali terjadi di daerah pertambangan," kata Fud.

Selanjutnya Fud melaporkan data stunting di Kabupaten Sumbawa Barat yang turun sedikit dari 8,7 sekarang menjadi 7,6 (Berdasarkan E-PPGBM).

 "Kalau dari SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) kami kemarin (2022) 13,9 persen. Dari SKI (Survei Kesehatan Indonesia 2023) kami berusaha untuk di 10 persen. Kami berusaha terus dengan program-program yang telah kami lakukan," kata Fud.

Menurut Fud, untuk menunjang turunnya angka stunting, pihaknya membuat lomba inovasi di desa dan kelurahan.

"Seluruh desa dan kelurahan kami kasih anggaran dari APBD, jadi mereka ini kita kasih kesempatan untuk berinovasi, dan hal ini sedang berlanjut dan kami ambil per kecamatan dua, dan sekitar bulan November nanti kita akan umumkan juaranya," ujar Fud.

"Selain itu kami juga bekerja sama dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara, jadi bentuknya yaitu pemberian beasiswa bagi anak stunting yang diambil setelah SMA. Jadi juaranya minimal harus 30 juta, dan dapat diambil tetapi setelah dia masuk SMA," lanjut Fud.

Guna menekan angka kemiskinan, Fud mengatakan Pemkab memberikan modal bagi keluarga yang menderita stunting terutama dari pemukiman dan memberikan bantuan rumah bagi yang ada anaknya stunting di keluarga tersebut jika rumah yang dihuni tidak layak maka akan diadakan renovasi rumahnya.

"Di bidang UMKM jika ada keluarga yang stunting dan mempunyai usaha juga kita berikan modal, karena bagaimanapun stunting ini kan tidak melihat kemiskinan. Kalau tidak kita bantu maka tidak mungkin dia akan bisa memberikan kesehatan yang baik bagi anaknya," pungkas Fud. (KA.02/Kominfo)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini