Gandeng UNICEF, Dikbud KSB Gelar Loka Karya MKM dan Sanitasi Sekolah

Sebarkan:

Taliwang, KA.

Manajemen Kebersihan dan  Kesehatan Menstruasi (MKM) merupakan bagian penting dari upaya untuk mewujudkan SDG’s (Sustainable Development Goals). Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sumbawa Barat melalui Kabid Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Harmansyah, S.Pd, M.Pd saat membuka loka karya " Review Manajemen MKM dan Sanitasi Sekolah, di aula Pertemuan Hotel IFA Taliwang, Selasa (18/7/2023). 

" Perhatian khusus perlu diberikan kepada MKM, karena isu ini sangat terkait erat dengan beberapa target Sustainable Development Goals diantaranya, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, serta permasalahan air bersih dan sanitasi," ungkap Harmansyah.   

Harmansyah mengaku,  pemerintah kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Kesehatan kepada Guru/pembina Usaha Kesehatan sekolah   pada Sekolah Dasar/Madrasah ibtidaiyah sederajat  dan  Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Ibtidaiyah sederajat sebenarnya sudah pernah malaksanakan pelatihan terkait  pemahaman  Pengelolaan  kebersihan dan  kesehatan Menstruasi dan Sanitasi ini. Namun pasca pelatihan, sejauh mana kegiatan ini terimplementasi  sampai saat ini belum terpantau sehingga infomasi kemajuan dari kegiatan tidak terlaporkan dan terdokumentasi . 

" Sehubungan dengan kondisi tersebut maka kami memandang perlu untuk dilakukan pertemuan kembali bersama alumni peserta pelatihan. Kegiatan ini didukung penuh oleh United Nations Children's (Unicef)," imbuhnya. 

Sementara itu, Mitra Samya melalui Manager WASH, Titik Supriyati, SH  mengatakan, tujuan dari loka karya ini secara umum  untuk menguatkan komitmen Implementasi MKM dan Sanitasi sekolah  dilingkungan sekolah dan masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat. Sementara secara khusus  tujuannya untuk 

mengidentifikasi implementasi MKM dan sanitasi sekolah Pasca pelatihan menggunakan acuan Rencana Tindak lanjut pasca pelatihan, memetakan tantangan/kendala  dalam pelaksanaan MKM dan sanitasi sekolah serta menyusun strategi dan rencana kongkrit untuk implementasi MKM dan sanitasi sekolah. 

" Ini diharapkan bisa  menghasilkan, terpetakannya  tantangan /kendala pelaksanaan tindak lanjut MKM dan sanitasi sekolah serta adanya rencana aksi untuk implementasi MKM dan Sanitasi di sekolah,"bebernya. 

Ia tak menampik, anak perempuan sangat rentan untuk tidak melanjutkan sekolah (putus sekolah), terutama mereka enggan bersekolah ketika tidak tersedia sarana jamban dan air bersih yang layak, bersih, nyaman, dan aman di sekolah. Studi UNICEF Tahun 2016 menemukan bahwa, 1 dari 6 anak perempuan membolos pada saat menstruasi, salah satunya akibat fasilitas sanitasi yang tidak layak di sekolah. 

Jadi, kata kunci dari kegiatan ini adalah sanitasi dan Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) sekolah sangat diperlukan.  Sebab akan dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatan komponen sekolah dalam masyarakat akan berdampak pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat oleh anggota masyarakat. Dengan kata lain, anak usia sekolah dasar dapat menjadi agen perubahan hidup bersih dan sehat di lingkungannya.

Sementara anak sekolah usia remaja, khusunya remaja putri sangat perlu mendapatkan pengetahuan  terkait MKM dan Sanitasi  Sekolah agar mereka dapat tumbuh dengan sehat dan penuh percaya diri . 

" Dan ini merupakan peran guru untuk melakukan penguatan itu," demikian Titin. (KA.02)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini