Taliwang, KA.
Dua puluh Wartawan media cetak dan online yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbawa Barat berkesempatan berkunjung ke Site Batu Hijau PT. Amman Mineral Nusa Tenggara ( AMNT), Selasa, 23 Agustus 2022.
Kunjungan itu merupakan agenda dari serentetan giat Expedisi Talonang 2022 PWI KSB yang berlangsung selama tiga hari (22-24 Agustus 2022).
Para awak media yang didampingi Site Director ( Kepala Teknik Tambang ) PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Wudi Raharjo, Manager Head Of Corporate Communication AMNT, Kartika Octaviana dan Manager Eksternal Komunikasi AMNT Ananta Wisesa, melihat secara langsung area reklamasi serta tambang terbuka yang kini berada pada produksi Fase 8 dan pengembangannya.
" AMMAN kini telah melakukan fase-fase terakhir (fase 8, red) dalam kegiatannya di lokasi tambang Batu Hijau. Fase ini dimulai setelah melakukan transformasi secara signifikan, sehingga operasional berjalan semakin produktif dan efisien," kata Wudi Raharjo.
Dengan telah melakukan cost efisiensi, Fase 8 ini bahkan diakui Wudi sudah ekonomis sehingga optimis kegiatan tambang bisa mencapai 10 tahun lagi (2032).
" Itu perkiraannya karena perusahaan (batu hijau, red) ada stokpile cadangan yang tinggal diolah," cetusnya.
Terkait soal reklamasi, Wudi menegaskan akan berlangsung hingga pasca tambang nantinya.
Proses reklamasi bukaan lahan tambang menggunakan batuan hasil galian tambang yang secara ekonomis dianggap tidak bernilai.
Kegiatannya sendiri dilakukan secara paralel dengan operasi penambangan perusahaan dimana dilakukan sesegera mungkin pada lahan-lahan yang telah selesai digunakan untuk mencegah erosi dan mempertahankan kestabilan struktur lereng, serta membentuk kembali struktur dan keanekaragaman vegetasi yang sama seperti sebelum penambangan sesuai dengan peruntukan akhirnya.
"Secara umum, pada area reklamasi di Batu Hijau yang telah berumur lima tahun, semua kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam Kepmen ESDM No 1827/2018 dapat kami penuhi," bebernya.
Menyinggung soal luas lahan yang telah di reklamasi, Wudi merinci sampai pertengahan tahun 2022 total lahan yang telah di reklamasi mencapai 786,31 Ha dari 3.185,81Ha luas lahan yang dibuka. Di lahan itu
terdapat lebih dari 90 jenis pohon asli Batu Hijau, baik spesies pohon untuk produksi dan bernilai ekonomis maupun spesies pohon yang bernilai penting secara ekologis dan konservasi.
Pemantauan ekologi, sambung dia, juga dilakukan secara intensif untuk memastikan keefektifan kegiatan reklamasi yang telah dilakukan agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
"Hasil pemantauan menunjukkan adanya pemulihan kualitas lingkungan yang ditunjukkan dengan peningkatan kesuburan tanah, perbaikan iklim setempat, keragaman spesies pohon yang ditanam, dan ditempatinya daerah reklamasi sebagai habitat satwa liar asli Batu Hijau, seperti rusa, ayam hutan, musang, kelelawar, elang, dan satwa liar lainnya," pungkasnya.(KA-02)