Warga Meraran Tak Bisa Pindah Kelain Hati

Sebarkan:

Taliwang, KA.
Kediaman Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. HW Musyafirin kembali ramai didatangi warga, Sabtu malam (27/06). Kali ini yang datang adalah warga Desa Meraran Kecamatan Seteluk.
Diterima langsung H. Firin sekaligus Bacalon Petahana, tua muda yang datang itu berkumpul dalam satu tempat yang sudah disediakan.
Entah karena rasa rindu, Petahana pun menjadi objek berswafoto, utamanya bagi kaum hawa yang datang. Dengan wajah sumringah mereka berfoto bersama sembari mengacungkan dua jarinya. 
"Kami datang karena  kecintaan kepada Petahana. Kami tak bisa Kelain Hati',"  ujar salah seorang warga. 
Mayoritas warga yang datang memang menginginkan Petahana untuk dapat memimpin KSB lagi hingga 5 tahun kedepan. Tak salah jika mereka menyampaikan satu harapan yang disampaikan dalam lawas Sumbawa :  Mangali Kuda Tubilen, Tugamporo Lako Pakek, Tupati Leng Banten Porat .
" Kami warga Desa Meraran tidak akan Pernah Melupakan Atau Meninggalkan Yang Sudah Baik Hanya Karena Perkataan-Perkataan Yang Tidak Benar. Kenapa kami katakan  'Tak Bisa Kelain Hati', pertama kepemimpinan Petahana sudah teruji, kedua jujur dan sederhana, ketiga selalu dekat dengan warga," tambah warga.
Kepemimpinan Firin-Fud 4 tahun terakhir ini tambah warga telah bekerja keras, berupaya mewujudkan masyarakat  yang madani, mandiri dan sejahtera dengan berbagai programnya.
" Jadi tidak salah jika kami berharap agar petahana  dapat melanjutkan pembangunan yang sudah dilakukan yakni pembangunan dari lingkungan paling kecil yang dihuni masyarakat menengah ke bawah," cetus warga.
Sementara itu HW Musyafin mengungkapkan rasa terimakasihnya atas dukungan yang disampaikan warga desa tersebut. Menurutnya, dengan kebersamaan akan lebih mudah membangun daerah.
 "Membangun daerah tidak bisa dilakukan oleh diri sendiri, akan tetapi harus didukung semua pihak, termasuk masyarakat," cetusnya. 
H. Firin  mengingatkan  agar masyarakat tidak terpecah hanya karena adanya momentum politik Pilkada di 2020 ini. Ia mengatakan berbeda pilihan adalah biasa dan itulah demokrasi. Namun, akan menjadi masalah jika perbedaan itu kemudian memicu terjadinya gesekan.
" Itu tidak boleh terjadi. Indonesia adalah negara yang demokratis namun menjunjung tinggi semangat Pancasila yang tidak dimiliki negara lain. Dan dalam demokrasi Pancasila, memberi kebebasan setiap individu untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat, namun harus tetap dilakukan secara santun dan tidak melanggar hak orang lain," pungkas H. Firin. (KA-02)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini