Mataram, KA.
Sebanyak 50-an warga perantau asal
Nusa Tenggara Barat (NTB) memilih tetap bertahan tinggal di Papua
pascakerusuhan yang terjadi Wamena.
Kepala Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Dinas Sosial NTB, H. Amir yang saat ini berada di Sentani, Jayapura,
mengatakan 50-an warga asal NTB tersebut memilih bertahan tinggal di Papua
karena alasan pekerjaan.
"Mereka yang bertahan ini ada
yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), ada guru dan tenaga kontrak
serta memiliki usaha," ujarnya saat dihubungi melalui telepon dari
Mataram, Jumat.
Menurut Amir, mereka yang tetap
bertahan tinggal di Papua itu, kemungkinan akan bertambah. Sebab, berdasarkan
data sementara jumlah perantau asal NTB yang tinggal di Papua sebanyak 198
orang.
"Tapi sebelum itu kita
pastikan, harus bertemu secara fisik dulu. Karena warga NTB yang tinggal di
Papua tersebar di sejumlah wilayah," ujarnya.
Ia mencontohkan, pada awal-awal
terjadi kerusuhan terdapat 9 orang yang ingin pulang. Tapi saat akan
diberangkatkan dari Wamena menuju Sentani, Jayapura hanya satu orang yang ingin
pulang.
"Karena itu tadi mereka yang
tidak kembali ini ada yang ASN, guru, dan pekerjaan lain," tegas Amir.
Sejauh ini, kata Amir, jumlah warga
NTB yang terdata ingin pulang sebanyak 108 orang dan saat ini sudah berada di
Sentani, Jayapura. Terdiri dari Kabupaten Bima 77 orang, kota Bima 4 orang,
Dompu 4 orang, Sumbawa 12 orang, Lombok Timur 6 orang, Lombok Tengah 5 orang.
Namun, dari jumlah itu terdapat
delapan orang yang dipulangkan pada Jumat ini. Rinciannya, 5 orang dari
Kabupaten Lombok Tengah dan tiga orang dari Kabupaten Lombok Timur. Tapi jauh
sebelum itu pada awal-awal terdapat 32 orang yang sudah pulang secara mandiri
pascapecah kerusuhan di Wamena.
"Kalau yang 8 orang sudah
diberangkatkan Jumat ini menggunakan pesawat Garuda Indonesia pukul 09.00 WIT dari
Sentani, Jayapura via Denpasar. Dari Denpasar kemudian menggunakan Lion Air
menuju Lombok. Insyallah tiba jam 5 sore ini," jelasnya.
Sedangkan, 100 orang lagi yang
masih berada di Sentani akan diberangkatkan secara bertahap pada Minggu (6/10).
Terdiri dari 50 orang yang berasal dari Kabupaten Bima.
Mereka nantinya diberangkatkan dari
Jayapura via Makassar menuju Bima. Kemudian pada hari Senin (8/10) sebanyak 27
orang berasal dari Kabupaten Bima. Mereka ini diberangkatkan menggunakan Lion
Air dari Jayapura via Makassar menuju Bima.
"Ada juga tiga orang dari
Lombok Timur yang berangkat hari Senin tapi dari Jayapura via Jakarta - Lombok.
Dari Dompu tiga orang masih dicarikan tiket dan juga dari Sumbawa masih
terkonfirmasi menunggu di pengungsian," terangnya.(Ka-ant)