Samuel Wattimena : Ciptakan Kain Sumbawa, Generasi Muda Harus Dilibatkan

Sebarkan:
Sumbawa Besar, KA. Salah satu desainer Indonesia - Samuel Wattimena berpesan, dalam menciptakan kain Sumbawa perlu melibatkan para generasi muda. Agar tercipta karya yang lebih inovatif. Ia menilai, sejauh ini untuk konsep, motif dan pengerjaan kain Sumbawa masih dilakukan oleh pengrajin tua. Sehingga generasi muda harus diberi ruang, agar merasa memiliki kain Sumbawa, sebagai ekspresi identitas, dan dapat menghasilkan karya-karya baru dengan kain tenun Sumbawa. ‘’Kita tidak boleh terlalu eforia dengan apa yang telah kita dapatkan, karena budaya harus terus berjalan, tidak boleh stagnan, karena begitu berhenti budaya tersebut akan mati,’’ tuturnya saat menghadiri kegiatan Fashion Kre’ Samawa di Lapangan Pahlawan Sumbawa Besar, Kamis (19/9/2019). Pada kegiatan itu, Samuel Wattimena memberikan motivasi juga evaluasi guna membangkitkan dan memaknai potensi kain Sumbawa. Ia menilai, dari beberapa tahun lalu, songket Sumbawa sampai saat ini masih terlihat sama, baik motif maupun kombinasi warna. ‘’Inovasi dan komposisi warna kain Sumbawa perlu dipercepat perubahannya,’’ pungkasnya. Sementara, Ketua Dekranasda Sumbawa - Hj. Amien Rahmani Husni Djibril menyatakan, pariwisata tidak hanya tentang laut dan hutan. Dipariwisata ada Dekranasda yang didalamnya ada UKM dan IKM, yang bisa menjadi motor penggerak kenaikan ekonomi masyarakat. Kabupaten Sumbawa memiliki beberapa sentra IKM (Industri Kecil Menengah), salah satunya Dusun Semeri Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir, yang telah ditetapkan sebagai Sentra Tenun Nesek, oleh Kementerian Perindustrian RI sejak tahun 2016 lalu, serta industri kain tenun ikat yang ada di Desa Moyo Mekar. Beberapa waktu yang lalu, jelasnya, Dekranasda Kabupaten Sumbawa bersama Dekranasda Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB, diundang oleh panitia Festival Warisan Budaya Indonesia, dan Darwin Parliament House Annual 2019, untuk mengikuti kegiatan Pameran dan Fashion Show di Darwin, Australia. ‘’Alhamdulillah, Kre’ Alang Samawa sangat diminati oleh warga Darwin, bahkan habis terjual meskipun harga yang ditawarkan cukup mahal, karena disesuaikan dengan kualitas kain,’’ terangnya.(KA-01)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini